KEUTAMAAN ILMU
- Ilmu adalah Perhiasan
Manusia dikatakan sebagai makhluk paling mulia di muka bumi ini bukan karena kekuatannya, karena banyak makhluk lain yang lebih kuat dibanding manusia, gajah misalnya. Bukan karena kecepatannya, karena masih banyak makhluk yang lebih cepat dibanding manusia, kuda misalnya. Manusia menjadi makhluk yang mulia karena mempunyai ilmu, dimana dengan ilmu, manusia bisa menciptakan teknologi lebih kuat melebihi gajah maupun lebih cepat dibanding gajah. Dengan ilmu inilah para malaikat diperintahkan untuk bersujud kepada Nabi Adam, sebagaimana firman Allah dalam Q.S. Al-Baqarah: 34,
وَإِذۡ قُلۡنَا لِلۡمَلَٰٓئِكَةِ ٱسۡجُدُواْ لِأٓدَمَ فَسَجَدُوٓاْ إِلَّآ إِبۡلِيسَ …
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam,” maka sujudlah mereka kecuali Iblis ….”
Oleh karena itulah, manusia diciptakan untuk menjadi khalifah di bumi ini dan diwajibkan untuk menuntut ilmu. Rasulullah shalallahu alaihi wassalam bersabda:
طلب العلم فريضة على كل مسلم
Menuntut ilmu wajib bagi setiap muslim.
Ilmu merupakan perhiasan yang menghiasi pemiliknya. Orang yang berilmu memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibanding orang yang tidak berilmu. Orang kaya yang berilmu, tentu lebih mulia dibanding orang kaya yang tidak berilmu.
Ilmu merupakan anugerah dari Allah kepada hamba-Nya yang dikehendaki.
من يرد الله به خيرا يفقهه في الدين
Barangsiapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allah, maka akan dipahamkan tentang (ilmu) agama.
- Keutamaan Ilmu dan Penuntut Ilmu
- Keutamaan Ilmu
- Termasuk amal jariah
Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda,
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, “Jika seseorang meninggal maka terputus amalnya kecuali tiga golongan: shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat baginya, atau anak shalih yang mendoakannya. (HR. Muslim)
- Pondasi suatu amal
Imam Bukhari menamakan satu bab dalam kitab shahihnya dengan nama العلم قبل القول والعمل (Berilmu sebelum berkata dan beramal). Allah Ta’ala berfirman,
فَٱعۡلَمۡ أَنَّهُۥ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا ٱللَّهُ وَٱسۡتَغۡفِرۡ لِذَنۢبِكَ وَلِلۡمُؤۡمِنِينَ وَٱلۡمُؤۡمِنَٰتِۗ وَٱللَّهُ يَعۡلَمُ مُتَقَلَّبَكُمۡ وَمَثۡوَىٰكُمۡ
“Maka Ilmuilah (ketahuilah), bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, tuhan) selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal.” (QS. Muhammad: 19)
Dengan begitu, dapat dikatakan bahwa:
- Agar amal tidak sia-sia, harus berilmu
Ketika kita mengetahui suatu ilmu, maka hal yang kita lakukan akan mendapatkan pahala karenanya. Misalkan ketika orang masuk masjid dengan mendahulukan kaki kanan, orang tersebut tahu ilmunya dan karena niat mengikuti sunah, maka ia akan mendapatkan pahala karenanya. Namun, ketika orang yang tidak tahu ilmunya secara kebetulan masuk masjid pula dengan kaki kanan, ia tidak mendapat pahala karenanya.
- Dengan ilmu, perkara-perkara kecil dapat mendatangkan pahala
Perkara-perkara kecil dan mubah yang dilakukan setiap hari, ketika mengetahui ilmunya, maka akan mendapat pahala yang tidak terhitung jumlahnya. Makan dengan ilmu, mengikuti adab makan sesuai sunah nabi, tentu akan mendapat pahala.
- Setara dengan jihad
Allah berfirman,
۞وَمَا كَانَ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ لِيَنفِرُواْ كَآفَّةٗۚ فَلَوۡلَا نَفَرَ مِن كُلِّ فِرۡقَةٖ مِّنۡهُمۡ طَآئِفَةٞ لِّيَتَفَقَّهُواْ فِي ٱلدِّينِ وَلِيُنذِرُواْ قَوۡمَهُمۡ إِذَا رَجَعُوٓاْ إِلَيۡهِمۡ لَعَلَّهُمۡ يَحۡذَرُونَ
“Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.” (QS. At-Taubah: 122)
- Makanan ruh
Sebagaimana jasad, ruh pun membutuhkan makanan. Ibnul Qayyim menukil perkataan Imam Ahmad, “Manusia lebih membutuhkan ilmu daripada makanan dan minuman, karena makan dan minum dibutuhkan dua atau tiga kali dalam sehari, sedangkan ilmu dibutuhkan setiap saat”
- Allah memerintahkan nabi-Nya untuk meminta tambahan ilmu
… وَقُل رَّبِّ زِدۡنِي عِلۡمٗا
“… dan katakanlah: “Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan!” (QS. Tha Haa: 114)
- Jalan menuju surga
عن إبي هريرة إن رسول الله صلى الله عليه و سلم قال َمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ (رواه مسلم)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda “Barang siapa meniti jalan untuk mencari ilmu dimudahkan baginya jalannya menuju surga” (HR. Muslim)
- Tidak pernah berkurang ketika dibagikan, bahkan semakin bertambah
Atsar dari sahabat yang mulia, Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu,
“Ilmu di atas harta karena ilmu menjaga kita, namun harta harus dijaga. Dan harta jika dibagikan akan berkurang, namun ilmu bila dibagikan maka akan bertambah”
- Satu di antara dua perkara yang dibolehkan hasad di dalamnya
عَنْ عَبْد اللَّهِ بْن مَسْعُودٍ يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا حَسَدَ إِلَّا فِي اثْنَتَيْنِ رَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ مَالًا فَسَلَّطَهُ عَلَى هَلَكَتِهِ فِي الْحَقِّ وَرَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ حِكْمَةً فَهُوَ يَقْضِي بِهَا وَيُعَلِّمُهَا (متفق عليه)
Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu’anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda “Tidak boleh hasad kecuali pada dua perkara: laki-laki yang diberikan kepadanya harta lalu Allah memberikan kepadanya kemudahan untuk menginfakkannya dalam haq dan laki-laki yang diberikan hikmah/ilmu kepadanya dan dengan ilmunya dia mengajarkannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
- Keutamaan Penuntut Ilmu
- Manusia terbaik
صحيح البخاري – عَنْ عُثْمَانَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ
Dari Utsman radhiyallahu’anhu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda “Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari al Qur’an dan mangamalkannya “ [HR. Bukhari]
- Malaikat merendahkan sayap-sayap mereka kepada para penuntut ilmu
عَنْ زِرِّ بْنِ حُبَيْشٍ قَالَ أَتَيْتُ صَفْوَانَ بْنَ عَسَّالٍ الْمُرَادِيَّ فَقَالَ مَا جَاءَ بِكَ قُلْتُ ابْتِغَاءَ الْعِلْمِ قَالَ بَلَغَنِي أَنَّ الْمَلَائِكَةَ تَضَعُ أَجْنِحَتَهَا لِطَالِبِ الْعِلْمِ رِضًا بِمَا يَفْعَلُ (رواه الترمذي)
Dari Zir ibnu Hubaisy radhiyallahu’anhu berkata saya datang kepada Sufyan bin Assal al Muraddiyyah, dia berkata “Apa yang mendatangkanmu kemari”. Saya menjawab “Saya mencari ilmu”. Beliau berkata “sampai kepadaku bahwa malaikat meletakkan sayapnya kepada penuntut ilmu karena mereka ridha dengan yang mereka kerjakan” [HR. Tirmidzi]
- Dijauhkan dari laknat dan murka Allah
سنن الترمذي – عن أبي هُرَيْرَةَ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ أَلَا إِنَّ الدُّنْيَا مَلْعُونَةٌ مَلْعُونٌ مَا فِيهَا إِلَّا ذِكْرُ اللَّهِ وَمَا وَالَاهُ وَعَالِمٌ أَوْ مُتَعَلِّمٌ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu berkata Saya mendengar dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata “ Ketahuilah sesungguhnya dunia itu terlaknat. Terlaknat apa saja yang di dalamnya kecuali dzikrullah dan apa yang mengantarkannya kepada dzikrulah dan orang yang menuntut ilmu dan orang yang mengajarkan ilmu”[HR. Tirmidzi]
Rasulullah bersabda “Sesungguhnya Allah membenci setiap orang yang lami tentang urusan dunia tetapi jahil di dalam urusan akhirat” (hadits hasan)